“kalo saudara terpilih menjadi anggota pimpinan Muhammadiyah pada hakikatnya adalah merupakan kebaktian saudara, pengabdian saudara kepada agama Islam, terhadap Allah dengan melalui organisasi Muhammadiyah. Saudara akan banyak berkorban guna kesuburan, kelangsungan, kelanjutan, kemajuan dan kepesatan Muhammadiyah dengan kemampuan yang ada pada saudara, baik itu berkorban waktu, korban perasaan, pengetahuan, kekuatan, dan mungkin juga harta saudara”.
“Menjadi anggota pimpinan Muhammadiyah wajib bertekad menghidup-hidupkan Muhammadiyah. Jangan coba-coba mencari hidup dalam Muhammadiyah. Biasanya kalo ada yang bertekad demikian, tidak usah dipelantingkan dia akan terpelanting sendiri. Siapapun, contohnya sudah banyak terjadi yang vested interest, disengaja atau tidak orang itu akan tersisih dan tersingkir dari Muhammadiyah. Demikianlah yang biasa terjadi dan banyak sudah terjadi. Dan Muhammadiyah akan tetap berjalan dan berkembangterus tanpa orang-orang yang bermental demikian. Muhammadiyah insyaAllah tidak akan mati dan akan tetap hidup terus, apabila ditinggalkan oleh mereka yang bermental demikian. Orang-orang yang ikhlas karena Allah, insyaAllah akan tetap berdatangan, sebab bukan yang memerlukan, tetapi orang-orang yang ikhlas itulah yang memerlukan Muhammadiyah sebagai lapangan beramal shaleh, untuk berbakti kepada Allah subhana wata’ala”.
(Sumber: Mengenal dan menjadi Muhammadiyah, p.115&116; Pak AR – K.H. AR. Fakhrudin)